Oke. Oke. Memang itu tidak salah, sebaliknya itu malah berdampak positif karena dapat mengurangi tingkat contek-mencontek antar peserta ujian. Tapi..Tapi..Tapi.. tetap saja itu membuat Frustasi Tingkat Dewa bagi saya.
Selain itu, berhubung nama saya berawalan huruf "S", maka saya harus bisa menerima dengan ikhlas jika saya berada di ruangan terakhir saat ujian. Bukannya saya tidak suka menjadi yang terakhir, tapi masalahnya ruangan terakhir itu biasanya jumlahnya siswa di dalam ruangan lebih sedikit dibandigkan dengan ruangan-ruangan awal yang jumlah peserta ujiannya 20 orang. Tapi saya masih bisa bernafas sedikit walaupun itu sangat sulit. Karena kelulusan kali ini akan dibantu nilai raport sebanyak 40%. Jadi tidak sepenuhnya diambil dari hasil UN. Lumayanlah.
Yah, begitulah, sebaiknya saya tidak terlalu banyak protes karena sebanyak apapun saya protes dan bercuap-cuap toh nantinya saya akan tetap mengikuti UN. Walaupun terkadang saya berpikir mengapa Indonesia tidak meniru beberapa negara maju yang tidak melaksanakan UN, seperti Jepang, Korea, Amerika, dsb. Tanpa UN pun mereka sudah bisa menjadi negara maju, dan pastinya para pelajar di sana tidak akan merasakan hal-hal seperti yang pelajar Indonesia rasakan.
Terimakasih atas segenap perhatian kalian, sahabat. Akhir kata saya tuliskan wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

jelek ada foto kytu
BalasHapushehehe, maklum namanya juga lagi frustasi kalo bie -.-"
Hapus