Rabu, 19 Desember 2012

Dari Siti Fatimah II

Berat badan saya sekarang semakin turun. Saya tidak tahu ini salah satu dari dampak positif atau negatif dari peristiwa yah sebut aja Sabtu Kelabu. hehee. Peristiwa yang nggak asyik banget untuk terjadi di akhir tahun. Peristiwa itu telah merenggut semua mimpi-mimpi saya di tahun yang akan mendatang. Saya termasuk orang yang bisa dibilang pemimpi. Saya sangat banyak mempunyai mimpi-mimpi indah yang selalu saya khayalkan, namun sekarang mimpi-mimpi itu lenyap begitu saja.

Berantakan! Ya, berantakan. Kata itu lah yang paling tepat untuk menggambarkan diri saya yang sekarang. Saya akui dulunya saya memang berantakan, namun saya yang sekarang lebih sangat berantakan daripada saya yang dahulu. Dan saya benci itu. Banyak teman-teman saya mengatakan kalau saya sekarang sudah tidak memperhatikan diri saya sendiri. Ya, saya akui itu. Mungkin memang benar kata mereka kalau ada beberapa syaraf yang terputus di otak saya sehingga saya seperti sekarang.

Dahulu saya adalah seorang gadis remaja yang yah bisa dibilang hyperaktif. Saya tidak pernah diam, kesana-kemari dengan gaya saya yang ceria dan heboh. Saya juga termasuk orang yang terbuka dengan semua orang, saya tidak terlalu suka memendam kesedihan berlama-lama di hati saya. Namun, berbanding terbalik dengan saya yang sekarang. Saya merasa saya lebih pendiam dari biasanya, orang-orang terdekat saya pun mengatakan seperti itu. Saya juga menjadi tertutup saya rasa. Saya lebih memilih untuk menyembunyikan semua kesedihan ini selama mungkin dari orang-orang terdekat saya.

Perubahan demi perubahan semakin saya rasakan pada diri saya. Saya menjadi sulit untuk tidur, padahal saya termasuk tipe orang yang mudah tertidur. Saya sangat sering tertidur di kelas saat pelajaran sedang berlangsung( itu kenangan yang memalukan memang.haha). Sekarang saya tidak terlalu suka dengan datangnya malam, karena itu berarti saya harus berada dalam kesendirian. Saya benci jika saya sedang sendirian, karena saat itu otak saya selalu memutar kenangan-kenangan yang sama. Kenangan-kenangan yang menyakitkan. Dan saat itu juga air mata saya turun begitu saja tanpa bisa saya cegah. Saya benci menangis. Saya benci terlihat lemah.

Huft, Tuhan tolanglah hambamu ini. Keluarkan hamba dari kesedihan-kesedihan yang tak berujung ini. Jadikanlah hamba sebagai salah satu orang-orang-Mu yanng beruntung. Jadikanlah hamba sebagai salah satu penghuni surgamu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar